TRADOSIK

 essay tradosik

Pada kegiatan PKKMB Prodi Unusa 2023 yang mengusung tema ASOKA (Aktif, Solutif, Kreatif, da n Berakhlakul Karimah) dan juga dimana nama kelompoknya menggunakan nama obat-obatan. Dalam kegiatan PKKMB prodi Unusa 2023 ini saya mendapat bagian kelompok yang bernama tradosik. 

Tradosik adalah untuk mengobati rasa nyeri ringan sampai berat, baik nyeri akut maupun nyeri kronis. Tradosik mengandung tromadol, tromadol sendiri adalah obat analgetik opioid yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang samoai berat yang biasa dikombinasikan dengan paracetamol untuk meningkatkan efek analgetiknya. Adapun mekanisme kerja tromdol, yaitu :

1. dengan mengikat secara sterospesifik reseptor u-opioid di sistem saraf pusat untuk mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri (inflamasi). 

2. menghambat pelepasan neurotransmitter, serotonin, dan neropinephiren dari sistem saraf aferen yang sensitif terhadap stimulus yang mengakibatkan terhambatnya implus nyeri.

adapun larangan penggunaan obat tradosik bagi :

1. pasien yang memiliki riwayat hipersensitif

2. penderita yang mengonsumsi obat-obat monoamine oxidase (MAO) inhibitors, obat-obat yang berefek hipnotik dan sedatif, analgetik, dan obat-obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat lainnya.

3. pengguna alkohol

4. penderita depresi pernafasan

5. penderita asma akut atau asma bronkial berat.

Meskipun obat ini bekerja dengan mengikat secara speospesifik reseptor u-opioid di sistem saraf pusat, obat ini masih memiliki efek samping ketergantungan obat, dan juga efek samping secara umumnya yaitu, mual, muntah, rasa lelah, pusing, mulut kering, dan masih banyak lagi.

Tradosik termasuk obat keras, sehingga setiap pembelinya harus menggunakan resep dokter. Sebab, setiap individu memiliki dosis yang berbeda. Penggunaan tradosik secara berlebihan dapat menimbulkan gejala miosis, kulit dingin, lembab, depresi pernapasan, lesu, otot rangka lembek, koma, kejang, bradikardia, hipotensi, henti jantung, dan kolaps jantung. 

Jangan mengubah dosis atau memulai atau berhenti minum obat tanpa persetujuan dokter. Penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai aturan dapat menimbulkan kecanduan hingga overdosis. Segera temui dokter jika Anda merasa membutuhkan tramadol lebih dari dosis yang ditentukan.

Perlu diketahui bahwa penghentian penggunaan obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan sindrom putus obat, seperti gelisah dan mudah tersinggung. Periksakan ke dokter jika Anda mengalami gejala putus obat setelah menghentikan tramadol.

Jika Anda menggunakan opioid sendiri atau merawat orang yang menggunakan opioid, dokter Anda mungkin memberi Anda nalokson sebagai penangkal overdosis. Pastikan Anda memahami cara penggunaan nalokson dengan benar.

Interaksi obat

Tradosik (tramadol) berinteraksi dengan obat-obat berikut :

• Obat-obat yang bekerja di sistem saraf pusat seperti tranquiliser, hipnotik dan sedatif meningkatkan efek analgetic dan sedatif tramadol.
• Carbamazepine mengurangi efek analgesik tramadol. penggunaan bersamaan kedua obat ini tidak dianjurkan.
• Tramadol bisa menyebabkan kejang, oleh karena itu hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat selective serotonine reuptake inhibitors, anorectic, anti depresan trisiklik, senyawa opioid lain, MAO inhibitors, atau obat lain yang menurunkan ambang kejang lainnya.
• Penghambat enzim CYP2D6 (amitriptyline, quinidine, fluoxetine, paroxetine) dan penghambat enzim CYP3A4 (ketokonazole, erythromycin), mengurangi klirens tramadol dari ginjal sehingga meningkatkan resiko efek samping yang serius

FDA (Badan Pengawas  Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tramadol/tradosik sebagai obat dengan tipe c. Pada penelitian janin hewan obat ini menunjukkan efek buruk pada janin. efek buruk obat ini pada janin hewan juga harus di perhatikan untuk janin manusia. Penggunaan obat ini bisa dilakukan bila benar-benar membutuhkan, atau manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko buruk yang akan terjadi.